Informations about all

Pages

Sabtu, 19 Juli 2014

Sirrul Qulub Al-quran Ilmu Dahsyat Termahsyur & Tajribah Kitab Syamsul Ma'arif Alkubro





 SIRRUL QULUB AL-QURAN LIQODO-I JAMI�IL HAJAT
 Ilmu Dahsyat Termahsyur & Tajribah Kitab Syamsul Ma�arif Alkubro
Khodam Malaikat Ruuhany  

Assalamu�alaikum�

Sirrul Qulub Al-quranul Karim ini saya dapatkan ijazahnya dari kitab Syamsul Ma�arif Alkubro dari seorang mursyid yang solih, mukasyafah dan sangat apik dalam ilmunya, beliau adalah Al mukarrom K.H Hidayatullah, ilmu ini adalah salah satu amalan ilmu hikmah terbaik di dalam kitab Syamsul Ma�rif Alkubro. Ilmu ini adalah ilmu hikmah khusus yang mengkaji hikmah dan rahasia ke istimewaan qolbu Al-quran/ hatinya daripada ayat-ayat kitab suci alquran. Asma/ ayat ini sangat sederhana dan sangat pendek hanya beberapa kalimah saja, sehingga mudah di ingat dan tidak repot untuk diamalkan secara berulang ulang.

Ketahulaih wahai saudaraku, bahwa sesungguhnya asma/ ayat Sirrul Qulub Al-Quran ini sangat agung, di sucikan dan di muliakan Allah swt, maka amalkanlah disertai hati yang ikhlas, tawadu dan tawakal kepada Allah swt. Barang siapa yang membaca asma/ayat ini, dalam keadaan suci badan dari hadats besar dan kecil, suci dari pakaian dan tempat, disertai memakai wangi-wangian ( memakai minyak wangi non alkohol, membakar bukhur, gahru ) pada tengah malam/ jam jam kiyamulail, maka insyaAllah akan hadir tampak di hadapan anda seorang raja khodam asma/ ayat tersebut. Dengan izin Allah swt khodam tersebut akan hadir di hadapan anda berwujud cahaya putih ke emasan memberikan wasilah menawarkan bantuan untuk memenuhi hajat-hajat anda, dengan sarat anda harus taqwa kepada Allah swt, jika anda siap dengan janji tersebut maka wasilahnya ayat/ asma ini dan wasilahnya khodam malaikat ruuhany yang Allah wakilkan tersebut, hajat-hajat anda akan dilaksanakannya �bi idznillah�.

Ketahuilah wahai saudaraku bahwa Allah swt telah mewakilkan khodam-khodam malaikat-malaikat yang ada di alam arasy, diantaranya mereka adalah malaikat-malaikat  rahmat dan golongan malaikat ruuhani, yang dipimpin oleh khodam malaikat yang bernama Sayyid Kahyalin A.S. para khodam malaikat tersebut senantiasa berdzikir dengan asma ini sampai hari kiamat. Ketahuilah oleh kalian, barang siapa yang senantiasa mengamalkan membaca asma/ ayat sirrul qulub alquran tersebut maka Allah swt akan melimpahkan rahmat dan pertolongannya, dan Allah swt akan mengabulkan hajat-hajatnya, baik hajat dunia maupun hajat akhirat

Ilmu Sirrul Qulub Al-Quran yang suci ini memiliki banyak karomat dan manfaat yang tidak terbilang hitungan, diantaranya yaitu:

1.    Dimudahkan mendapat rizqi yang halal dan barokah, penderas rizqi/ jabul rizqi dari semua penjuru dengan jalan yang tidak di sangka sangka. Apabila di baca dawam dalam 1 tahun tidak putus, senantiasa di baca selepas sholat 5 waktu dan tengah malam, maka insyaAllah kelak Allah swt akan menjadikannya kaya raya
2.     Liqodo�i jami�il hajat/ untuk keperluan menunaikan berbagai macam hajat
3.   Selamat dari jeratan hutang, insyaAllah Allah swt akan membantu bebaskan hutang-hutang anda, kuncinya dalam mengamalkan ilmu ini anda harus istiqomah/ dawam, sabar, haqul yakin, senantiasa bersangka baik kepada Allah, tidak boleh aral  ah, ih, uh, bagaimana ini, bagaimana itu galau dsb, jika hati anda bersangka buruk kepada Allah dan mahluknya dalam amaliah riadoh ini lebih baik jangan mengamalkan ilmu tersebut
4. Mudah mendapat pekerjaan, bagi anda yang sedang bingung, lama menganggur belum mendapat pekerjaan, agar lekas dibukakan pintu sabab meraih pekerjaan halal berkah, tepat dan cocok, maka insyAllah Allah swt akan jadikan dan datangkan sabab mendapat pekerjaan yang berkah dan langgeng
5.      Terbukanya �ainul basiroh/ mata bathin
6.      Membuka alam ghaib dan aura positif bagi pengamalnya
7.      Mendapatkan ilmu laduni
8.      Mukasyafah, mengetahui perkara samar/ ghaib
9.      Mendapatkan kabar lewat mimpi
10.  Di jaga Allah dengan wasilah di iringi oleh khodam-khodam malaikat ruuhani yang telah Allah wakilkan pada asma/ ayat tersebut
11.  Mahabbah umum
12.  Kewibawaan tingkat tinggi
13.  Keselamatan lahir bathin menjadi wasilah tameng ghaib untuk badan, rumah, tempat usaha dll
14.  Halimunan/penutup dari pandangan musuh secara dzhohir maupun ghaib
15.  Membungkam dan menghalau segala bentuk kejahatan
16.  Keselamatan lahir bathin
17.  Ketenangan bathin
18.  Penghancur kekuatan musuh
19.  Pengobatan, dan masih banyak lagi manfaat yang akan anda rasakan setelah anda membiasakan mengamalkan ilmu ini, tergantung pada makom ruhani anda masing-masing

MAHAR KIFARAT Rp 666.000


NIATKAN IBADAH IKHLAS LILLAHITA�ALA
Silahkan datang langsung ke alamat kami atau jarak jauh sama ampuhnya, kami akan mentransfer energinya, membimbing dalam proses dan pengamalannya, konsultasi bimbingan gratis selamanya. Mahar kifarat sedekah anda insyaAllah kami salurkan sebagian kepada para mustahik, yatim & fakir miskin. Apabila ada keraguan kepada kami, kami mohon tidak untuk telpon/sms, karena kami tidak ingin membodohi, membohongi dan menipu siapapun, kelak agar tidak ada yang dirugikan

Yang mengijazahkan: Tabib Ki Santri                             
Semoga ilmu ini berkah dan bermanfaat untuk anda amiin yaa rabbal'alamiin

Wassalamu�alaikum�

TESTIMONI


 
Simak Kesaksian Lainnya Pada Label TESTIMONI
Telpon hubungi :
INDOSAT : 0858.8035.0481
TELKOMSEL : 0812.1329.5626 WA

Mohon maaf kami tidak melayani konsultasi via SMS dan diatas jam 8 malam. Apabila telepon tidak diangkat mungkin sedang sibuk, silahkan dicoba kembali

Alamat :
Jln. H gadung I no.6 Rt 02/15
Belakang komp. Pertamina
Pondok ranji - Ciputat
Tangsel - Banten
Buka jam 10 pagi � jam 8 malam
Share:

Jumat, 18 Juli 2014

Anoman (2)

Figur Wayang Anoman (2)

Anoman dalam bentuk wayang kulit purwa buatan Kaligesing Purworejo,
koleksi Tembi Rumah Budaya (foto: Sartono)
Anoman (2)

Dibawah asuhan Batara Bayu yang berkuasa atas angin, Anoman yang berujud kera berbulu putih tumbuh menjadi remaja yang perkasa. Atas perintah Batara Guru Anoman ditugaskan turun ke dunia untuk membantu Rama memerangi kejahatan. Kedatangan Anoman ke dunia menuju ke kerajaan kera yang berpusat di Goa Kiskenda, yang dirajai oleh Sugriwa uwak Anoman. Pada waktu itu Sugriwa sedang bermusuhan dengan Subali, saudara kembarnya.
Oleh karena Sugriwa tidak dapat mengalahkan Subali, Anoman diutus mencari bantuan untuk mengalahkan Subali. Maka kemudian bertemulah Anoman dengan Rama yang sanggup membantu Sugriwa dalam mengalahkan Subali. Setelah Rama berhasil membunuh Subali, Sugriwa dengan seluruh balatentara kera berjanji akan membantu Rama dalam mencari serta merebut Sinta dari tangan Dasamuka
Untuk menjajagi kekuatan Dasamuka di Negara Alengka, Anomanlah yang dipercaya Rama untuk menyusup ke Negara Alengka. Perjalanan Anoman sebagai duta Rama dihadang oleh Dewi Sayempraba putri begawan Wiswakrama. Dengan daya pikatnya, Dewi Sayempraba berhasil membujuk Anoman untuk singgah di kediamannya. Anoman, sebagai remaja belia yang belum berpengalaman terlena oleh rayuan Dewi Sayempraba. Dibalik pelayanan yang lembut dan romantis ada niat jahat yang sengaja disembunyikan. Dewi Sayempraba yang adalah isteri Dasamuka bermaksud membunuh Anoman dengan taburan racun pada buah-buahan yang disajikan, agar supaya Anoman gagal menjadi duta Rama dalam memerangi Dasamuka.
Dengan tidak menaruh kecurigaan terhadap Dewi Sayempraba, Anoman memakan buah yang disajikan dengan lahapnya. Racun yang ada dalam buah tersebut bereaksi amat cepat. Anoman tiba-tiba menjadi buta dan kehilangan seluruh kekuatannya. Bagai seonggok kain basah Anoman dicampakkan dan sengaja dibiarkan oleh Dewi Sayempraba sampai maut menjemput.
Dalam kegelapan dan ketidak berdayaan Anoman dihampiri sosok burung Garuda yang terluka namanya Sempati. Racun yang menjalar disekujur tubuh Anoman dihisap dengan paruh dan bulunya, hingga benar-benar bersih. Tidak beberapa lama kemudian Anoman dapat melihat kembali dan pulih kekuatannya.
Selanjutnya Garuda Sempati memberitahukan secara rinci mengenai Negara Alengka termasuk keberadaan taman Argosoka, tempat Dewi Sinta disekap. Setelah semuanya menjadi jelas, Anoman terbang secepat kilat menuju taman     Argosoka, meninggalkan Dewi Sayempraba yang telah menyekapnya dengan nikmat dan racun yang mematikan.
Dewi Sayempraba kecewa karena telah gagal menjalankan tugasnya untuk menghalangi Anoman menjadi duta ke Negara Alengka. Namun dibalik kegagalannya Dewi Sayempraba mendapatkan apa yang selama ini didambakan yaitu seorang anak, yang sekarang telah tumbuh dalam rahimnya. Benih itu telah disemaikan oleh Anoman
herjaka HS
Share:

Anoman Menjadi Senopati

Figur Wayang Anoman Menjadi Senopati

Anoman, wayang kulit buatan Kaligesing Purworejo,
koleksi Tembi Rumah Budaya. (foto: Sartono)
Anoman Menjadi Senopati

Setelah ditolong oleh Garuda Sempati, kekuatan Anoman pulih. Ia terbang meninggalkan Dewi Sayempraba yang hampir saja membunuh dirinya. Sebagai anak asuh Dewa Bayu, yang berkuasa atas angin, Anoman telah diangkat menjadi satu saudara tunggal Bayu dengan saudara Bayu yang lain yaitu: Wil Jajagwreka, Gajah Situbanda, Naga Kuwara, Garuda Mahambira, Begawan Mainaka Bima dan Dewa Ruci, sehingga tidaklah heran jika Kera berbulu puth kemilau tersebut mampu terbang bersama angin dengan amat cepat. Sebentar kemudian ia hilang dari pandangan Dewi Sayempraba.
Seperti yang telah diberitahukan dengan rinci oleh Garuda Sempati mengenai letak Negara Alengka tempat Dasamuka bertahta dan letak Taman Argosoka tempat Dewi Sinta disekap, Anoman mengarahkan arahnya ke Taman Argasoka untuk menyampaikan pesan dari Rama kepada Sinta. Pesan itu berujud cicin tanda cinta dan keselamatan.
Ketika sampai di Taman Argasoka, Anoman hinggap pada pohon Nagasari. Dibalik rimbunnya pohon, Anoman melihat sosok wanita yang kurus kering, hingga kelihatan tulang iganya. Gelung rambut rusak dan kotor bercampur debu tanah. Pasti wanita inilah yang bernama Dewi Sinta. Anoman sungguh terharu melihat keadaan Dewi Sinta. Perasaan haru dan sedih itulah yang kemudian ditulis oleh Pujangga Yasadipura I dalam Serat Rama dengan sastra tembang macapat jenis lagu Kinanthi, seperti ditulis dibawah ini:
1. Anoman malumpat sampun
prapteng witing nagasari,
mulat mangandhap katingal,
wanodyayu kuru aking,
gelung rusak awor kisma,
ingkang iga-iga keksi
(Anoman melompat di pohon Nagasari, memandang ke bawah melihat wanita cantik kurus kering, gelung rambutnya rusak bercampur debu tanah, tulang iganya kelihatan)
2. Pinandeng sarwi tumungkul,
Anoman ngiling-ilingi,
sarta mirsakken karuna,
sumedhot tyasira nenggih,
�Iya iki baya-baya
Kusuma putri Mantili �
(Tatapannya selalu menunduk, Anoman memperhatikan serta melihat bahwa ia sedang menangis tersentuh hati Anoman. Benarlah ini putri Mantili)
3. Medhun ing pragak tumungkul,
Anoman sarwi ningali,
Umengetaken sesambat,
Sangsaya inggil hyang rawi,
Sakenjing gennya karuna,
Kusuma Putri Mantili
(turun dari batang pohon, Anoman ingin melihat dan mendengarkan apa yang membuatnya sang Dewi bersedih. Matahari semakin tinggi, sudah sejak pagi Putri Kedaton Mantili menangis
Setelah matahari mencapai puncaknya, tangis Dewi Sinta berhenti bersamaan dengan kedatangan Anoman. Wajah Sinta yang kuyu layu tiba-tiba berbinar penuh harap, ketika Anoman menyerahkan cincin dari Rama. Sebagai tanda sebuah pengharapan akan datangnya Rama untuk membebaskan dirinya, Dewi     Sinta menitipkan tusuk konde kepada Anoman untuk di berikan kepada Rama.
Di Taman Argasoka ini Dewi Sinta ditemani oleh Dewi Trijatha, adik Dasamuka. Trijata diberi tugas oleh kakaknya untuk membujuk Dewi Sinta agar mau menjadi istri Dasamuka dengan sukarela. Anoman jatuh hati kepada Trijata yang sintal cantik, ramah dan menyenangkan. Namun Anoman tidak meuruti gejolak hatinya. Ia terlebih dahulu ingin menyelesaikan tugasnya sebagai duta Rama.
Pada akhirnya Anoman berhasil dengan gemilang menjadi duta Rama. Ia, seorang diri mampu memporak-porandakan dan membakar Negara Alengka. Atas prestasinya, Anoman diangkat oleh Prabu Rama menjadi Senapati Negara Pancawati.
Anoman yang sudah mengetahui keberadaan Dewi Sinta serta kekuatan Dasamuka dipercaya memimpin penyerangan ke Negara Alengka, untuk merebut Dewi Sinta.
Perang besar pun terjadi antara prajurit raksasa dan prajurit kera, antara Dasamuka dan Rama. Perang maha dashyat tersebut dinamakan perang Giriantara. Dalam perang Giriantara Anoman berhasil menghentikan perlawanan Dasamuka yang tidak dapat mati karena daya aji Pancasona.
herjaka HS
Share:

Anoman (1)

Figur Wayang Anoman (1)

Anoman dalam bentuk Wayang Kulit Purwa buatan Kaligesing Purworejo,
koleksi Tembi Rumah Budaya (foto: Sartono)
Anoman (1)

Di sebuah telaga Nirmala ada seorang Dewi muda namanya Dewi Anjani. Ia sedang melakukan tapa Ngodok, yaitu laku tapa dengan merendamkan badannya ke dalam air dan tidak memakai busana. Laku tapa tersebut dilakukan oleh Anjani untuk sebuah permohonan, yaitu agar dirinya dibebaskan dari kutukan. Dewi Anjani yang berparas cantik dikutuk sehingga berubah menjadi berparas kera ketika ia dan dua saudaranya saling berebut pusaka Cupumanik Astagina. Walaupun Anjani berparas kera, kemolekan dan kemulusan tubuh seorang Dewi muda masih nampak kentara di balik jernihnya air telaga.
Pada saat itu Batara Guru dewa tertinggi penguasa kahyangan sedang melanglang buwana dan melintas di atas tempat Dewi Anjani yang sedang merendamkan diri tanpa busana di tengah telaga. Melihat tubuh molek tersebut Batara Guru tak kuasa membendung gelora birahinya, maka keluarlah kama Batara Guru dan jatuh menimpa daun talas. Daunt alas tersebut hanyut terbawa arus air telaga, dan menuju ke mulut Dewi Anjani untuk kemudian dimakan. Akibatnya Dewi Anjani hamil. Batara Guru menyadari bahwa kehamilan Dewi Anjani akibat dari perilakunya maka diperintahkannya para Bidadari kahyangan untuk membantu persalinan Dewi Anjani. Namun jika dirunut dengan seksama kehamilan Dewi Anjani tersebut tidak semata-mata karena kama Batara Guru, namun juga karena daun talas. Karena sesungguhnya daun talas yang dimakan Dewi Anjani tersebut mempunyai kisahnya tersendiri.
Kisah daun talas bermula ketika Rama dan Sinta diikuti oleh Laksmana adik Rama, meninggalkan Negara Ayodya memasuki hutan Dandaka. Pada waktu itu Dewi Sinta dalam keadaan hamil muda. Dikarenakan hidup susah di hutan maka kandungan Sinta mengalami keguguran. Janin muda yang gugur dari rahim Sinta dibungkus dengan daun talas dan dibuang jauh oleh Laksmana dan jatuh di telaga Nirmala. Daun talas pembungkus janin anak Sinta itulah yang bersama kama Batara Guru kemudian masuk kerahim Dewi Anjani dan membuahkan janin baru yang hidup.
Maka setelah tiba waktunya Dewi Anjani melahirkan seorang bayi laki-laki berupa kera berbulu putih kemilau dan diberi nama Anoman. Dewi Anjani dan Anoman kemudian dibawa ke Kahyangan. Sesampainya di Kahyangan Dewi Anjani dibebaskan dari kutuknya. Wajahnya dipulihkan seperti sedia kala berparas seorang Dewi yang molek. Sedangkan Anoman oleh Batara Guru diserahkan kepada Batara Bayu, Dewa penguasaa angin, untuk diasuh dan dididik agar menjadi seorang ksatria sakti dan perkasa yang berwatak luhur dan rendah hati.
Oleh Batara Bayu Anoman diajari berbagai ilmu yang mengandalkan kekuatan angin. Oleh karena itu Anoman juga bernama Maruti yang artinya angin, karena diasuh oleh dewa angin. Anoman diberi busana yang serupa dengan busana Dewa Bayu yaitu Kampuh Poleng Bang Bintuluaji, dan Kuku Pancanaka  
Dari kisah tersebut tidak salah jika Anoman disebut Guru Putra karena anak Batara Guru, juga tidak salah jika disebut Ramandayapati karena anak Rama dan Bayu Suta karena anak Batara Bayu.
herjaka HS
Share:

Kumbakarna

Figur Wayang Kumbakarna

Kumbakarna dalam bentuk wayang kulit, buatan Kaligesing Purworejo,
koleksi Tembi Rumah Budaya (foto: Sartono)
Kumbakarna

Kumbakarna adalah anak nomor dua dari empat bersaudara. Ia dan tiga saudara lainnya yaitu: Dasamuka, Sarpakenaka dan Wibisana merupakan anak-anak yang dilahirkan dari pasangan Begawan Wisrawa dan Dewi Sukesi. Sesungguhnya Begawan Wisrawa tidak berniat memperistri Sukesi. Konon pada awalnya Wisrawa bermaksud melamarkan anaknya. Namun setelah berhadapan dengan Dewi Sukesi, Wisrawa tak kuasa menahan nafsunya. Benih yang disemai oleh Wisrawa ke dalam rahim Sukesi adalah benih nafsu yang tak terkendali. Oleh karenanya keempat anaknya masing-masing mempunyai nafsu yang berlebihan. Kumbakarna mempunyai nafsu yang sangat besar dalam hal makan dan tidur.
Walaupun Kumbakarna berujud raksasa menakutkan sebesar gunung anakan, hatinya jujur dan lembut. Ia tidak senang dengan tindakan jahat dan perilaku angkaramurka. Maka ketika Dasamuka kakaknya menculik dewi Sinta isteri Prabu Rama, Kumbakarna tidak setuju. Ia menyarankan agar Sinta dikembalikan kepada Rama. Tetapi saran Kumbakarna ditolak, bahkan ia dimarahi dan diusir oleh Dasamuka. Maka pulanglah Kumbakarna ke Pangleburgangsa dan melakukan tapa tidur sampai berhari-hari.
Bersamaan dengan tapanya Kumbakarna, negara Alengka diserbu oleh prajurit kera bala tentara Prabu Rama, dan terjadilah perang besar. Satu demi satu senapati Alengka gugur. Dasamuka kawatir jika hal ini dibiarkan prajuritnya pasti akan habis. Maka diutuslah Indrajit anaknya, untuk membangunkan Kumbakarna. Dengan cara mencabut bulu di jari kaki Kumbakarna, indrajit berhasil membangunkan pamannya.
Setelah bangun dari tapa tidur, Kumbakarna diberi makan seribu tumpeng dan ingkung gajah. Dalam sekejap makanan yang disediakan tersebut habis dimakan. Setelah itu, Kumbakarna diperintahan oleh Dasamuka untuk maju berperang. Kumbakarna tersinggung, Ia tidak mau berperang hanya karena telah diberi makan. Maka dari itu makanan yang telah masuk ke dalam perut dimuntahkan kembali dengan bentuk utuh seperti sediakala. Kumbakarna juga tidak mau berperang membela Dasamuka yang menculik Sinta, tetapi Kumbakarna mau berperang untuk membela tanah air yang diserang musuh.
Dengan aji Gelapsaketi dan Kalamenga, Kumbakarna masuk ke medan perang. Ribuan prajurit kera mati ditangannya. Rama dan Leksmana cemas, jika dibiarkan prajurit kera akan habis oleh sepak terjang Kumbakarna. Maka kemudian majulah Rama dan Laksmana, menghadang Kumbakarna. Dengan panah saktinya Rama dan Laksmana berhasil memotong kedua tangan Kumbakarna. Tetapi Kumbakarna tetap mengamuk tanpa tangan. Korban semakin bertambah di pihak bala tentara kera. Rama dan Laksmana semakin menggencarkan serangan. Ketika Kumbakarna lengah, panah Rama dan Laksmana berhasil mengenai ke dua kaki Kumbakarna hingga putus.
Kumbakarna yang sudah tidak mempunyai kaki dan tangan masih mampu memberikan perlawanan dengan dahsyat. Dengan badannya ia bergulung-gulung membunuh musuh. Bagaikan ilalang yang dibabat petani, para kera mati bergelimpangan di medan pertempuran.
Melihat kejadian yang mengenaskan itu Rama tidak membiarkan prajuritnya habis menjadi korban amukan Kumbakarna. Panah andalan yang bernama Guwawijaya dilepaskan kearah leher Kumbakarna. Dan gugurlah adik Dasamuka itu sebagai pahlawan yang membela negara.
Kumbakarna meninggalkan satu isteri bernama Dewi Kiswani dan anak laki-laki yaitu, Kumba-kumba dan Aswani Kumba. Mereka tinggal di kasatrian Pangleburgangsa.
herjaka HS
Share:

Laksmana

Figur Wayang Laksmana

Laksmana dalam bentuk wayang kulit purwa, buatan Kaligesing Purworejo,
koleksi Tembi Rumah Budaya. (foto: Sartono)
Laksmana

Laksmana adalah anak Prabu Dasarata yang lahir dari istri ketiganya yaitu Dewi Sumitrawati. Sejak kecil Laksmana bersama-sama dengan kakak-kakaknya dididik oleh Resi Wasita yang bijaksana dan sakti, oleh karenanya ia tumbuh menjadi satria yang baik, sakti serta jujur. Kasatrian Giri Kastuba adalah tempat tinggal Laksmana, namun ia jarang sekali tinggal di kasatrian tersebut, karena sebagian besar dari hidupnya didarmakan untuk kakak tirinya yaitu Rama. Kemana pun Rama pergi, Laksmana selalu mengikutinya, hingga Laksmana tidak pernah memikirkan diri sendiri. Di Mantili ketika Rama mengikuti sayembara, Laksmana ikut bersamanya. Saat Rama memenangkan sayembara dan memboyong Sinta pulang ke Ayodya, Laksmana pun mengikutinya. Ketika Rama di usir dari Ayodya dan menjalani hidup sengsara di hutan Dandaka, Laksmana dengan setia mengikutinya.
Namun rupanya kesetiaan Laksmana yang tulus kepada Rama disikapi berbeda oleh Sinta. Sinta justru merasa tidak nyaman atas keberadaan Laksmana yang tidak mau berpisah dengan Rama suaminya. Bahkan di dalam hatinya, Sinta mempunyai anggapan bahwa Laksmana mencintai dirinya, dan ingin memilikinya. Perasaan Sinta yang tidak senang dengan pribadi Laksmana itulah yang kemudian muncul dalam wujud kata-kata.
Kata-kata yang paling tajam menusuk menyakitkan itu terlontar ketika mereka bertiga berada di hutan Dandaka. Pada saat itu mereka dihampiri seekor kijang berbulu emas yang amat lucu. Kijang tersebut mendekati Sinta, namun tidak pernah dapat disentuhnya. Ia sengaja menggoda Sinta. Rama dan Laksmana membantu Sinta untuk menangkap Kijang tersebut, namun tidak berhasil. Kijang berbulu emas yang kelihatan jinak tersebut ternyata gesit luar biasa. Rama panas hatinya, ia merasa dipermainkan oleh kijang emas tersebut. Kemana pun si kijang lari, Rama memburunya, hingga semakin jauh meninggalkan tempat di mana Sinta dan Laksmana berada.
Lama ditunggu Rama tidak muncul jua. Kecemasan mulai merambati hati Sinta dan Laksmana. Tiba-tiba dari arah tengah hutan terdengar suara jerit kesakitan. Jangan-jangan itu suara Rama yang sedang dalam bahaya. Sinta gusar, takut, dan mencemaskan keselamatan Rama. Ia menyuruh Laskmana untuk menyusul Rama. Tetapi Laksmana tidak segera pergi. Ia dihadapkan pada dua pilihan sulit. Jika ia menyusul Rama, lalu bagaimana dengan keselamatan Sinta? Dalam suasana seperti ini tidakkah Sinta lebih membutuhkan perlindungan? Karena Laksmana tidak segera pergi menyusul Rama, maka dari mulut Sinta yang mungil itu keluarlah kata-kata tajam menusuk menyakitkan Laksmana. �Apakah jika kakanda Rama mati, aku bersedia menjadi istrimu Laksmana?�
Kata-kata Sinta telah menghujam dalam di hati Laksmana. Ia sedih karena tuduhan Sinta tidak sesuai dengan nuraninya. Kecewa, karena kakak iparnya yang selama ini di hormati dan dihargai telah mengeluarkan kata-kata kasar tak berdasar. Marah, karena ia sebagai lelaki telah diremehkan. Maka dengan suara lantang Laksmana mengucapkan sumpah wadat dihadapan Sinta, disusul dengan memotong planangannya, sebagai tanda bahwa ia tidak akan kawin dengan seorang wanita. Potongan planangan Laksmana diberi nama Laksmana Sadu. Laksmana dan Laksmana Sadu hidup berdampingan tetapi tidak menjadi satu, sehingga tidak dapat saling melengkapi.
Sejak peristiwa itu, hingga akhir hidupnya Laksmana tidak beristri. Mungkin hal tersebut sebagai akibat dari hukum karma. Karena beberapa waktu sebelumnya, Laksmana telah menyakiti hati seorang wanita yang jatuh cinta kepada dirinya, dengan menampar hidungnya hingga grumpung tak berhidung. Dengan menutupi bagian hidungnya yang berlumuran darah, wanita jelmaan Sarpakenaka itu mengumpat kutuk bahwa Laksmana tidak akan pernah dapat bercinta dengan wanita.
Walaupun dalam hidupnya ada dua wanita yang jatuh hati kepada Laksmana, yaitu Dewi Antrakawulan dan Dewi Trijata, Laksmana tidak pernah dapat menanggapi cinta mereka. Apalagi semenjak Laksmana Sadu daipisahkan secara paksa dari tubuhnya, hidup Laksmana menjadi tidak utuh.
Oleh karenanya ketidak utuhan itu, diujung hidupnya, Laksmana terpaksa harus menitis pada manusia selanjutnya yang dapat menyempurnakan hidup. Laksmana menitis pada Arjuna, karena Arjunalah yang dapat mengutuhkan kembali kelelakiannya Laksmana yang telah disia-siakan dalam hidupnya. Sedangakn Laksmana Sadu yang adalah jati diri lelaki itu lebih cocok menitis pada Baladewa yang putih. Dikarenakan sebagai lelaki Baladewa mampu menempatkan kelelakiannya apa adanya dan sesuai dengan hakikatnya.
herjaka HS
Share:

Burisrawa

Figur Wayang Burisrawa

Burisrawa dalam bentuk wayang kulit, buatan Kaligesing Purworejo,
koleksi Tembi Rumah Budaya (foto: Sartono)
Burisrawa

Burisrawa adalah anak nomor empat diantara lima bersaudara, anak dari pasangan Prabu Salya dan Dewi Setyawati, dengan urutan sebagai berikut : Dewi Erawati isteri Prabu Baladewa raja Mandura, Dewi Surtikanti isteri Adipati Karna raja Awangga, Dewi Banowati isteri Prabu Duryudana raja Hastinapura, kemudian Burisrawa dan yang bungsu adalah Raden Rukmarata. Jika empat saudara Burisrawa berparas cantik-cantik dan tampan, tidak demikian halnya dengan Burisrawa. Walaupun ia lehih gagah dan perkasa dibanding Rukmarata, ia bermuka raksasa yang menakutkan. Menurut pendapat banyak orang, Burisrawa adalah korban dari perbuatan orang tuanya pada waktu muda. Saat itu ayah Burisrawa malu mempunyai mertua Bagaspati yang adalah seorang begawan bermuka raksasa. Karena rasa malu itu Salya muda tega membunuh Bagaspati mertuanya.
Selain mukanya yang jelek, Burisrawa tidak seberuntung saudara-saudaranya. Sepanjang hidup Burisrawa tidak pernah mendapatkan cinta yang didamba siang malam dari Dewi Sembadra, adik Baladewa. Saat masih remaja ia pernah menggoda gadis pujaannya itu, tetapi ia dihalang-halangi oleh Setyaki adik sepupu Baladewa. Burisrawa pun marah dan berkelahi dengan Setyaki. Keduanya mempunyai kesaktian yang imbang, sama-sama kuat dan tidak ada yang mau mengalah. Perkelahian mereka baru berhenti setelah datang Baladewa orang yang paling ditakuti oleh keduanya untuk melerai. Pada kesempatan itu, Baladewa menjanjikan bahwa kelak Burisrawa akan dikawinkan dengan Sumbadra. Di satu sisi Burisrawa lega atas janji Prabu Baladewa, namun disisi lain ia masih menyimpan dendam yang membara kepada Setyaki. Demikian pula dengan Sentyaki, dendamnya tak pernah padam.
Selang beberapa tahun, perkelahian antara ke duanya terjadi lagi ketika Burisrawa mengamuk di Dwarawati, karena kalah bersaing dengan Arjuna dalam memenuhi tukon pengantin yang sesuai dengan permintaan Baladewa. Perkelahian ini pun terpaksa berhenti karena dilerai oleh Baladewa, namun mereka bersumpah, bahwa keduanya akan bertemu lagi dalam perang besar Baratayuda kelak. Dan perang itu adalah perang terakhir, karena tidak akan berhenti lagi sebelum salah satu diantaranya mati.
Sumpah Burisrawa dan Setyaki ini menjadi kenyataan. Saat perang Baratayuda berlangsung, Burisrawa menjadi senapati di pihak Kurawa dan Setyaki menjadi senapati di pihak Pandawa, dan ke duanya berperang atas nama dendam. Sesungguhnya dalam perang terakhir itu Burisrawa lebih unggul dalam hal stamina. Setyaki telah kehabisan tenaga dan tak berdaya di bawah cengkeramannya Burisrawa. Namun pada saat kritis, bantuan dari Arjuna datang. Burisrawa mati terkena panah Arjuna, dengan demikian Setyaki terselamatkan.
Burisrawa gugur dalam perang besar Baratyuda, meninggalkan satu isteri yaitu Dewi Kiswari anak Prabu Kiswamuka Raja Negeri Cindekembang dan satu anak yang diberi nama Arya Kiswara.
Herjaka HS
Share:

Setyaki

Figur Wayang Setyaki

Wayang kulit Purwa Setyaki. Buatan Kaligesing Purworejo,
koleksi Tembi Rumah Budaya. (Foto: Sartono)
Setyaki

Setyaki atau Sencaki adalah anak Prabu Setyajid, Raja Negara Lesanpura yang berpasangan dengan Dewi Wresini atau Dewi Sini. Menjelang kelahirannya, Dewi Wresini nyidam, ingin menaiki Harimau yang bernama Singamulangnjaya. Harimau tersebut ketika didekati Dewi Wesrini kelihatan jinak. Namun setelah     Dewi Wresini berada di punggungnya, Singamulangnjaya berubah ganas. Ia secara mengejutkan lari dengan kencangnya. Dewi Wresini amat terkejut, ia jatuh dari punggung harimau. Bersamaan dengan itu bayi yang ada di dalam kandungan lahir dipunggung harimau. Singamulangjaya semakin liar. Bayi Setyaki berusaha dimakan. Namun usahanya selalu gagal. Bayi yang masih merah tersebut tidak hancur karena gigitan Singamulangnjaya. Malahan dengan cepat ia tumbuh menjadi besar. Karena merasa dirinya terancam, bayi yang sudah menjadi dewasa itu membela diri dari serangan harimau. Pada akhirnya Setyaki berhasil membunuhnya. Sejak saat itu Setyaki menyandang nama Singamulangnjaya.
Selain Singamulangnjaya, Setyaki juga menyandang nama Bima Kunting. Nama itu didapat dari Bimasena, karena Sentyaki kuat mengangkat pusaka Gada Rujak Polo milik Bima. Bebarengan dengan pemberian nama Bima Kunting, Bima memberikan sobekan kampuhnya kepada Setyaki.
Dikarenakan tekun menjalani laku tapa, Setyaki muda mendapatkan pusaka ampuh pemberian Dewa yang berupa Gada Wesi Kuning dan panah Nagabanda. Setyaki seorang kesatria yang jujur, tegas, pemberani, menjunjung tinggi sikap perwira dan selalu berpihak kepada kebenaran. Itulah sebabnya Kresna mengangkatnya sebagai dan benteng negara, sapu kawat dan panglima perang negara Dwarawati.
Dari istrinya yang bernama Dewi Garbarini putri Prabu Garbanata dari negara Garbaruci, lahirlah anak laki-laki yang bernama Raden Arya Sanga-Sanga. Kelak anak Setyaki tersebut menjadi Patih Negara Hastina pada jaman pemerintahan Prabu Parikesit. Setyaki tinggal di Garbaruci meneruskan mertuanya Prabu Garbanata.
Pada saat perang Baratayuda menginjak hari ke 5, Setyaki memohon kepada Prabu Kresna untuk menjadi Senapati perang. Karena pada hari itu anak- anak Setyaki, kecuali Arya Sanga-Sanga mati oleh tangan Burisrawa musuh Setyaki sejak remaja. Permohonan Setyaki dikabulkan oleh Kresna pada hari ke 14. Setyaki menjadi senapati dari pihak Pandawa dan Burisrawa menjadi Senapati dari pihak Kurawa.
Sejatinya perang tanding antara Setyaki dan Burisrawa tersebut dimenangkan oleh Burisrawa. Setyaki kala itu sudah tidak berdaya. Burisrawa siap mengayunkan pedangnya ke leher Setyaki. Namun dikarenakan campur tangan Kresna, panah Arjuna telah memutus lengan Burisrawa, sehingga Setyaki berhasil membunuh Burisrawa.
Setyaki seorang kesatria jujur, pemberani, dan menjunjung tinggi sikap perwira, namun karena dendamnya kepada Burisrawa, ia telah begitu saja mengabaikan sifat-sifat positif yang selama ini dihidupinya. Setyaki telah membunuh Burisrawa, pada saat Burisrawa tidak berdaya.
herjaka HS
Share:

Patih Udawa

Figur Wayang Patih Udawa

Patih Udawa, wayang kulit buatan Kaligesing, Purworejo.
Koleksi Tembi Rumah Budaya (foto: Sartono)
Patih Udawa

Udawa adalah seorang patih negara Dwarawati, tempat Prabu Kresna menjadi raja. Walaupun jabatan Patih merupakan jabatan tertinggi setelah raja, Ia tidak pernah menggerutu dalam menjalankan tugasnya. Hari-harinya selalu dibarengi dengan kelakar dan sendau gurau. Namun hal tersebut tidak mengurangi ketaatan dan kesetiaannya dalam mengabdi raja. Kresna pun amat menyayangi Udawa. Hubungan mereka tidak sekedar hubungan formal antara patih dan raja, tetapi lebih dari itu. Kresna menganggap Udawa sebagai saudara tua dengan sebutan Kakang Patih, karena memang demikianlah sesungguhnya.
Menurut sejarah, Kresna dan Udawa itu merupakan saudara seayah lain ibu. Udawa adalah anak Prabu Basudewa hasil dari hubungannya dengan dayang istana yang luwes, cantik dan pandai menghibur, bernama ken Sayuda. Sedangkan Kresna adalah anak Basudewa yang lahir dari salah satu istrinya bernama Dewi Mahindra. Untuk membuang aib, dikarenakan Ken Sayuda bukan     istri Basudewa, ia diterimakan kepada Antagopa, seorang Demang di Widarakandang. Di kademanagan tersebut Ken Sayuda berganti nama, Nyai Sagopi.
Setelah tiba waktunya, Nyai Sagopi melahirkan seorang bayi dan diberi nama Udawa. Secara lahir Udawa adalah anak pasangan Demang Antagopa dan nyai Sagopi, namun sejatinya Udawa adalah anak Prabu Basudewa raja Mandura.
Walau pun Udawa mengetahui bahwa rajanya adalah adiknya, ia tidak pernah menolak perintahnya, walaupun perintah tersebut bertentangan dengan nuraninya. Salah satu perintah Prabu Kresna yang sangat menyiksa dirinya adalah ketika dalam perang Baratayuda ia diperintah untuk berada di pihak Kurawa. Dengan pertimbangan bahwa Udawa telah mengawini Antiwati putri bungsu Sengkuni, seorang Patih negara Hastinapura, tempat para Kurawa mukti wibawa.
Hingga perang Baratayuda usai, Udawa masih selamat, karena memang dia setengah hati dalam berperang melawan para Pandawa. Jabatan Patih Dwarawati masih ia sandang pada usia yang semakin tua. Ia memang berjanji kepada Kresna, bahwa seluruh hidupnya ia darma baktikan kepada Raja Dwarawati. Dan janji itu ia buktikan.
Ketika murid Kresna, raja Sriwedari yang bernama Prabu Arjunapati melampiaskan sakit hatinya dan bersama dengan prajuritnya menyerbu Dwarawati, Patih Udawa berusaha dengan seluruh kekuatan membendung serangan itu. Patih Udawa berhadapan dengan Prabu Arjunapati. Diantara keduanya berlangsung perang tanding yang sengit. Tidak ada yang kalah dan tidak ada yang menang. Bahkan akhir dari perang tanding tersebut, Prabu Arjunapati dan Patih Udawa gugur bersama.
Hingga tetes penghabisan ia tumpahkan darahnya di tanah Dwarawati, tempat Udawa mengabdikan diri sejak belia hingga usia senja.
herjaka HS
Share: